One Day Holiday

IMG_9584       Perjalanan singkat selalu menorehkan beribu kisah baru. Banyak perjalanan yang ingin ku ceritakan pada dunia. Perjalanan yang selalu diawali oleh sebuah tekad yang kuat untuk berangkat, menuju satu tujuan. Kemanakah gerangan?

       Satu keinginan untuk mengisi liburan kuliah singkat di akhir pekan yang mengantarkanku pergi ke Surabaya seorang diri. Tapi disana aku nggak sendiri, ada guide andalan a.k.a sepupu saye yang siap mengantarkan untuk menggapai impian. Menggunakan kereta kencana yang berlabel ‘Dhoho Penataran’ aku berangkat dari Malang-Surabaya.

       Menerjang dinginnya pagi di waktu shubuh menuju stasiun. Tiba disana, aku langsung masuk kereta dengan membawa satu ransel berisi amunisi untuk satu hari itu saja.

       “Eh, ada mba fotografer”, sapa seorang lelaki berumur sekitar 20 tahun ketika aku sedang mencari nomor tempat duduk.

       Seketika aku menoleh. Ternyata ada temen seperjuangan di kampus, sejurusan dan sekelas. Bersama pacarnya. Dan saya, hanya seorang diri. Nggak perlu menampakkan wajah miris juga sih ya :’) Stay cool aja, wkwk. mereka sangat welcome untuk menyilahkan aku duduk dengan mereka.

       Perjalanan terasa singkat karena perbincangan kami tiada akhir sampe mereka turun di Sidoarjo, dan aku harus melanjutkan perjalanan dengan senyuman. 🙂

       Sampai di Stasiun Gubeng, Surabaya, aku bertemu teman seorganisasi di SMA. Anak Unair yang aktif di Gus Yuk Kota Mojokerto. Perjalanan sering mempertemukanku dengan orang-orang lama. And the thing that make me happy is just to see their smile, happily. Ada reuni dadakan ketika aku melakukan perjalanan singkat. Kami berbincang sebentar sebelum kemudian temenku berbalik tuk mengejar kereta kencananya. Aku dengan setia menunggu jemputan di emperan depan taxi-taxi Bluebird berjajar. Sepupuku super lama, sekitar satu jam kurang sepertinya dia baru muncul. Entah nyasar atau gimana, yang ku tau, menunggu membutuhkan kesabaran extra. Di tengah menunggu, ada seorang perempuan yang lagi kesusahan minta tolong aku buat order melalui go-jek, entah karena smartphone-nya habis baterai atau nggak ada paket aku lupa alasannya. Nggak perlu mikir panjang. Aku yang biasa kemana-mana naik motor pribadi, belum pernah sekalipun naik gojek, jadi harus download aplikasinya dulu. It’s fine to help each other difficulities. Ketika si perempuan tadi udah di jemput gojek, apalah dayaku yang masih tetap setia berdiri menunggu. Indahnya hari itu. Surabaya dengan suhu kurang lebih 30 derajat selsius melihat seorang perempuan berdiri tegak menghadang matahari. Terima kasih, Tuhan. Sesaat kemudian, keajaiban datang.

       Menikmati hari sebelum pukul 11.00 WIB, aku menunggu sepupuku yang sedang berjuang demi masa depannya. Tes seleksi untuk menjadi anggota BEM FEB UNAIR. Aku memutuskan untuk menunggu di rumah sodara. Disana, aku di endorse jadi model dadakan dari sodaraku yang memiliki bisnis hijab. Dengan wajah pas-pas-an aku bertekad untuk membantunya, semoga banyak yang beli kerudungnya. :’)

2

       Matahari mulai terik. Sepupuku dengan motornya datang dengan membawa satu pesanan helm buat yang ditumpanginya, a.k.a saya. Kami memulai perjalanan menuju Singapore of Indonesia. Ala ala gitu deh. Tebak dimanaa..

1
Abaikan foto pojok kanan atas

        YES, kamu benar! Jembatan Suroboyo yang super hits ini membuatku takjub. Semilir angin dari Laut Kenjeran mampu membuatku melupakan hawa panas ibukota Jawa Timur ini.

       Kami belum mau beranjak pergi sebelum akhirnya pak satpol PP mengingatkan kami untuk tidak memarkir motor sembarangan di bawah Anjungan. Maafkan kami pak. :’)

IMG_9640

       Destinasi selanjutnya adalah…

                Tokyo Disneyland!

IMG_9645

                Eh, bukan ding.

       Setelah menghabiskan waktu melihat air laut yang tenang di Jembatan Suroboyo, kami beralih ke Kenjeran Park. Berkeliling di tempat yang luasnya 100 hektar ini (menurut salah satu blog di mbah google) lumayan membuat kaki njarem. Di penghujung waktu, kami sejenak menikmati santapan khas sana yaitu Sate Kerang dan Lontong Kupang lengkap beserta Es Kelapa Muda. Alhamdulillah.

3

       Pukul 19.00 WIB aku harus segera menuju ke stasiun karena keretaku akan segera tiba. Tapi ini masih sekitar pukul 16.00 WIB. Aku dan sepupuku memutuskan untuk jalan-jalan cantik ke Galaxy Mall. Cuma lihat-lihat doang sih. Anggap aja window shopping. Setelah thawaf keliling cari parkiran motor di Galaxy Mall yang tempatnya nyelip banget, ibarat nyari tumpukan pembatas di buku yang tebelnya 1000 halaman karena kami belum pernah sama sekali mengunjungi mall yang isinya orang-orang berkulit putih ini.

        Mampir ke toko buku yang isinya bahasa inggris semua. So nice. Insight hal baru ke Periplus. Baca-baca buku yang plastiknya udah ke buka. Harganya nggak ada yang di bawah Rp 100.000,- soalnya mostly impor semua. Berasa di luar negeri gitu deh. He he.

       Lanjut ke fashion item.

       “Der, pake coat ini deh. Cocok banget buat winter. Ntar kalo mau ke luar negeri belinya disini aja.” – sambil ngepasin winter coat ke badan sepupuku dan sok iye ngaca di cermin yang disediain outlet-nya Zara. Sambil ketawa. Padahal duitnya kaga ada. Yang penting narsis aja.

       “Mba, ini kayak taplak meja yang di rumahnya mbah uti ya. Hahaha” – sepupuku nunjuk shawl motif kotak-kotak yang kayak taplak meja di rumah nenek kami. Lihat harganya yang cukup bikin mata terbelalak. Nggak perlu disebutin ya :’)

       Lanjut ke tempat yang bikin ngiler. Bakery. Aku suka banget sama kue-kue. Apapun itu, baunya sedep banget. Cuma lihat-lihat doang, mau beli tapi kalo cuma satu atau dua mah nanggung banget :’) lebih enak kalo kesini bareng orang tua, sebagai anak kos yang lebih memilih uangnya di hemat daripada nurutin pengen yang nggak ada habisnya.

       Setelah capek muter-muter. Duduklah kami di foodcourt.

        Karena kehausan yang tiada tara dan yang terdekat adalah AW. Kalo nggak kepepet, sepertinya kami akan mencari aqua di warung terdekat. Akhirnya kami memutuskan untuk hinggap disana, hanya untuk membeli dua gelas minuman.

IMG_9772

        Hujan yang mengguyur malam itu udah lumayan reda. Lari lah kami ke parkiran Galaxy Mall yang lumayan jauh karena harus nyeberang dulu melewati zebra cross yang pake manual button stop for traffic light. Sampai parkiran, karcisnya nyelip entah dimana :’) Mau ngeluarin barang-barang di tas, tapi gerimis tipis tak juga berhenti menangis. Alhasil, sepupuku ngambil uang Rp 25.000,- dari kantong ajaib buat dendanya. Alhamdulillah wa syukurillah.

       Bulan semakin menunjukkan sinarnya di Stasiun Gubeng. Dan pada akhirnya, waktuku kembali ke tanah rantau telah tiba. Malang, I’m coming. Sampai jumpa di liburan selanjutnya!

4 thoughts on “One Day Holiday

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.